Senin, 06 November 2017

PENYAKIT PARKINSON


PENYAKIT PARKINSON

Apa itu Parkinson? Gangguan gerakan pada usia paruh baya dan usia tua yang menimpa sekitar 0,5% populasi. Kira-kira 2,5 kali lebih besar dijumpai pada laki-laki daripada perempuan. Penyakit Parkinson adalah degenerasi sel saraf secara bertahap pada otak bagian tengah yang berfungsi mengatur pergerakan tubuh. Gejala yang banyak diketahui orang dari penyakit ini adalah terjadinya tremor atau gemetaran. Sedangkan gejala awalnya biasanya sulit dikenali. Dua contoh gejala awal penyakit Parkinson adalah:
1.      Merasa lemah atau terasa lebih kaku pada sebagian tubuh.
2.      Gemetaran halus pada salah satu tangan saat beristirahat.

Setelah gejala awal tersebut, selanjutnya akan muncul gejala-gejala lain yang mungkin dialami oleh penderita, seperti:
  • Tremor makin parah dan menyebar.
  • Otot terasa kaku dan tidak fleksibel.
  • Pergerakan menjadi lambat.
  • Berkurangnya keseimbangan dan juga koordinasi tubuh.

Penyakit Parkinson memengaruhi bagian kecil dari otak tengah yang bernama susbstantia nigra. Fungsi dari substantia nigra adalah mengirim pesan ke berbagai saraf di  tulang belakang yang berfungsi mengendalikan otot-otot pada tubuh. Pesan akan dikirimkan dari sel otak ke saraf dan otot dengan memanfaatkan senyawa kimia yang disebut neurotransmiter. Salah satu neurotransmiter utama yang dihasilkan oleh sel otak di substantia nigra adalah dopamine.
Pengaturan gerakan dari tubuh sangat dipengaruhi oleh dopamine. Saat jumlah dopamine menurun akan menyebabkan aktivitas otak akan terganggu. Inilah yang menyebabkan munculnya tanda-tanda dan gejala penyakit Parkinson. Penyebab gangguan sistem syaraf jenis ini yaitu murni dari kerusakan syaraf otak, tidak dari cacat gen, infeksi otak, stroke, tumor, cedera otak, traumatis, dan neurotoksin. Upaya penanganannya yaitu menggunakan DEEP BRAIN STIMULATION, dimana stimulasi elektrik intensitas rendah diterapkan secara terus-menerus ke sebuah daerah otak melalui elektroda yang diimplantasikan secara stereotaksik (Benabid, 2003). Metode ini biasanya menyebabkan stimulus elektrik bilateral, dilakukan di bawah talamus dan terhubung ke bangsal ganglialis yakni NUKLEUS SUBTALAMIK. Efeknya pasien mengalami sedikit normal selama 2 tahun.


Daftar Pustaka
Pinel, John P.J. 2009. Biopsikologi Edisi ke 7. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.





0 komentar:

Posting Komentar