PENYAKIT PARKINSON
Apa
itu Parkinson? Gangguan gerakan pada usia paruh baya dan
usia tua yang menimpa sekitar 0,5% populasi. Kira-kira 2,5 kali lebih besar
dijumpai pada laki-laki daripada perempuan. Penyakit Parkinson adalah degenerasi sel saraf secara bertahap
pada otak bagian tengah yang berfungsi mengatur pergerakan tubuh. Gejala yang
banyak diketahui orang dari penyakit ini adalah terjadinya tremor atau
gemetaran. Sedangkan gejala awalnya biasanya sulit dikenali. Dua contoh gejala
awal penyakit Parkinson adalah:
1.
Merasa lemah atau terasa lebih kaku pada sebagian tubuh.
2. Gemetaran halus
pada salah satu tangan saat beristirahat.
Setelah gejala awal tersebut, selanjutnya akan
muncul gejala-gejala lain yang mungkin dialami oleh penderita, seperti:
- Tremor makin parah dan menyebar.
- Otot terasa kaku dan tidak fleksibel.
- Pergerakan menjadi lambat.
- Berkurangnya keseimbangan dan juga koordinasi tubuh.
Penyakit Parkinson memengaruhi bagian
kecil dari otak tengah yang bernama susbstantia nigra. Fungsi dari substantia
nigra adalah mengirim pesan ke berbagai saraf di tulang belakang yang
berfungsi mengendalikan otot-otot pada tubuh. Pesan akan dikirimkan dari sel
otak ke saraf dan otot dengan memanfaatkan senyawa kimia yang disebut
neurotransmiter. Salah satu neurotransmiter utama yang dihasilkan oleh sel otak
di substantia nigra adalah dopamine.
Pengaturan gerakan dari tubuh sangat
dipengaruhi oleh dopamine. Saat jumlah dopamine menurun akan
menyebabkan aktivitas otak akan terganggu. Inilah yang menyebabkan munculnya
tanda-tanda dan gejala penyakit Parkinson. Penyebab gangguan sistem syaraf
jenis ini yaitu murni
dari kerusakan syaraf otak, tidak dari cacat gen, infeksi otak, stroke, tumor,
cedera otak, traumatis, dan neurotoksin. Upaya
penanganannya yaitu menggunakan DEEP BRAIN STIMULATION, dimana stimulasi
elektrik intensitas rendah diterapkan secara terus-menerus ke sebuah daerah
otak melalui elektroda yang diimplantasikan secara stereotaksik (Benabid, 2003). Metode ini biasanya menyebabkan stimulus elektrik bilateral,
dilakukan di bawah talamus dan terhubung ke bangsal ganglialis yakni NUKLEUS SUBTALAMIK. Efeknya pasien mengalami sedikit normal selama 2 tahun.
Daftar
Pustaka
Pinel, John P.J. 2009. Biopsikologi Edisi ke 7. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.